Agroforestri di Pará, Peru: Menjaga Hutan, Menyuburkan Tanah, Menguatkan Komunitas


Di timur laut negara bagian Pará, Brasil, bentang alam Amazon mencerminkan sejarah panjang interaksi manusia dan alam. Komunitas lokal—caboclo, masyarakat adat, dan pendatang—telah melalui berbagai era ekonomi, dari penebangan hutan hingga pertanian monokultur. Saat ini, seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya kelestarian lingkungan, makin banyak petani yang memilih menanam pangan dengan cara yang lebih berkelanjutan demi menjaga kesuburan tanah dan kebersihan air.

Sebagai bagian dari upaya mendorong solusi berbasis alam di Pará, CIFOR-ICRAF bekerja sama dengan komunitas lokal melalui pelatihan, kegiatan menanam bersama, serta berbagi praktik terbaik dalam agroforestri dan restorasi lahan yang produktif.

Salah satu pendekatan utama dari program Regenerative Agriculture for Amazon Conservation (ARCA) adalah membangun jaringan lahan percontohan agroforestri di wilayah-wilayah strategis sepanjang sungai Moju, Acará, Capim, Gurupi, dan Guamá. Diluncurkan pada Oktober 2023, program ini bertujuan mendorong penerapan sistem agroforestri di zona penyangga kawasan lindung, wilayah adat, komunitas Quilombola, serta permukiman hasil reforma agraria di Pará.

Dalam kurun waktu Desember 2024 hingga Maret 2025, lima Unit Demonstrasi AFS berhasil didirikan, dengan empat di antaranya berlokasi di Tomé-Açu dan satu di Castanhal.

Unit Demonstrasi: Lahan Belajar Langsung Bagi Petani

“Ini pertama kalinya saya memiliki Unit Demonstrasi di lahan saya, dan ini sangat memuaskan,” kata Erialdo Gonçalves, petani dari proyek pemukiman Tropicália. “Selama 22 tahun saya tinggal di sini, saya belum pernah mendapatkan kesempatan seperti ini. Saya belajar banyak sekali.”

Unit Demonstrasi adalah lahan percontohan tempat petani lokal dan tim program bekerja bersama untuk menerapkan sistem agroforestri. Lahan ini menjadi ajang praktik langsung—menunjukkan bagaimana agroforestri dapat memperbaiki tanah, menghasilkan lebih banyak jenis panen, dan menambah pemasukan secara berkelanjutan.

Hingga Maret 2025, total 27 Unit Demonstrasi telah dibentuk di seluruh Pará, dan terus menjadi ruang belajar yang memperkuat komunitas dari bawah.  

Pertukaran pengalaman “Salah satu prinsip dalam sistem agroforestri adalah menjaga tanah tetap tertutup. Sisa serat dari kelapa sawit memperkaya tanah dengan nutrisi, terutama kalium, yang biasanya sulit diperoleh secara organik. Mikroorganisme berkembang, meningkatkan keanekaragaman hayati tanah. Jadi, ini adalah pupuk super,” ujar Jailson Takamatsu.
Foto oleh Oswaldo Forte / CIFOR-ICRAF.

Mendorong Kolaborasi Melalui Kegiatan Lapangan

Sebagai bagian dari strategi pemberdayaan masyarakat, tim agroforestri CIFOR-ICRAF memfasilitasi kegiatan mutirão—hari kerja kolaboratif bersama komunitas. Melalui kegiatan ini, pemilik lahan mengajak orang-orang terdekat untuk secara kolektif menanam berbagai jenis tanaman, termasuk spesies produktif, pohon kehutanan, dan tanaman penutup tanah yang meningkatkan kesuburan. Pendekatan ini sekaligus memperkuat solidaritas dan pembelajaran langsung di lapangan.

Kegiatan ini menjadi wadah sinergi antara pendekatan ilmiah dan pengetahuan lokal.

“Kami memang menanam, beternak lebah dan ikan, tetapi masih belum punya arah yang pasti,” ungkap Kepala Suku Clemente Tembé. “Kami sedang mengikuti pelatihan, dan kegiatan hari ini terasa seperti bagian dari pelajaran itu. Situasi di Alto Rio Guamá cukup berat—60% lahan sudah dibuka. Hidup jadi lebih sulit, karena banyak kebutuhan kini harus dibeli dari luar. Karena itulah kami hadir di sini, untuk membangun dasar bersama dan mencari jalan ke depan.”

Stek singkong (Manihot esculenta Crantz) yang tumbuh di halaman belakang Kepala Suku Clemente Tembé berasal dari lahan Zé Paixão, salah satu kontributor awal proyek di daerah pedesaan Tomé-Açu. Hadiah tersebut diberikan kepada masyarakat Tembé pada sesi pertukaran pengetahuan pertama antara petani dan masyarakat adat yang difasilitasi oleh CIFOR-ICRAF pada tahun 2024.

Potret Kepala Suku Clemente Tembé. Foto oleh Oswaldo Forte / CIFOR-ICRAF.

Pembelajaran di berbagai bentang alam

Seratus petani, seratus model agroforestri yang berbeda—ini mencerminkan kondisi unik yang dihadapi masing-masing petani.

Agroforestri adalah gambaran keberagaman komunitas pelakunya. Setiap interaksi antar petani merupakan kesempatan untuk bertukar metode, hasil, dan pengalaman.

“Pertukaran pengetahuan ini lahir dari pengalaman kami di Wilayah Adat Tembé, di mana kami mempelajari tanah serta komunitas adat yang tinggal di sana,” ujar Claudionor Dias, ilmuwan sosial dari CIFOR-ICRAF. “Kami mengamati sistem pertanian mereka dan semangat mereka dalam menanam serta mengembangkan açaí. Kami juga menemukan beberapa risiko yang mereka hadapi. Oleh sebab itu, kami menginisiasi pertukaran ini untuk memperkenalkan model pertanian berkelanjutan yang telah terbukti berhasil di Tomé-Açu.”

Menurut Paixão, semuanya diawali dengan penanaman tanaman yang memperkaya tanah, seperti bunga matahari Meksiko (Tithonia diversifolia), yang berfungsi mengembalikan kesuburan tanah. Setelah itu, pohon paricá (Schizolobium amazonicum) dan mahoni (Swietenia macrophylla) ditanam untuk memberikan naungan bagi tanaman kelapa sawit dan kakao. Daun-daun yang jatuh kemudian membusuk dan menyuburkan tanah, sementara lebah dan kelelawar membantu proses penyerbukan pohon buah. Biji-biji disebarkan oleh angin ke seluruh area. Sistem agroforestri ini menyeimbangkan kebutuhan manusia dengan alam, menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan bagi semua makhluk hidup.

“Kami sebagai petani yang memiliki Unit Demonstrasi harus menjadi teladan,” ujar Dedi Nascimento. “Kami sudah berada di jalur yang tepat. Saya memiliki 35 hektar lahan yang sebelumnya berupa padang rumput—tanah yang sudah terdegradasi. Kini saatnya memulihkannya. Di area yang dulu padang rumput ini, kami berencana menanam pohon mahoni, kacang Brasil, dan andiroba untuk menjaga kelembaban dan kesuburan tanah. Inilah cara kami, jalan yang harus kami tempuh.”

Sistem agroforestri José Paixão. Foto oleh Oswaldo Forte / CIFOR-ICRAF.


Artikel ini diterjemahkan dari versi asli berbahasa Spanyol, yang tersedia di Los Bosques: https://forestsnews.cifor.org/91835/sistemas-agroforestales-fortalecen-vinculos-aprendizajes-y-territorios-en-la-amazonia?fnl=es

 

Kebijakan Hak Cipta:
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org



Source link

More From Forest Beat

Cómo avanzar habilidades digitales para la expansión de la agroecología

Cuando los agricultores tienen las herramientas adecuadas y se usan de la forma correcta, pueden crear un espacio para mejorar sus conocimientos, cambiar...
Forestry
6
minutes

Saat yam ambil bagian dalam pernikahan: Upacara mahar di Dataran Tinggi...

“Tak ada yang menjadi kaya dari hal ini: pada dasarnya ini adalah proses redistribusi kekayaan.” “Apakah Anda mau pergi melihat yam?” tanya Reckson Kajiaki,...
Forestry
4
minutes

Regulating global trade without harming agroforestry farms?

A farmer walks through a coffee plantation in Tri Budi Syukur village, West Lampung regency, Indonesia. Photo by Ulet Ifansasti / CIFOR-ICRAF Globally...
Forestry
4
minutes

Two new staff hired in urban forestry section of Oregon Department...

SALEM, Ore. – There are two new faces at the Oregon Department of Forestry’s Urban and Community Forestry Program – Allison O’Sullivan and...
Forestry
1
minute
spot_imgspot_img