Di wilayah Ujung Utara Kamerun, perubahan iklim terasa sangat dekat. Panas yang menyengat, hujan yang tak menentu, dan erosi tanah yang semakin parah membuat kehidupan sehari-hari di desa-desa seperti Douroum menjadi semakin sulit. Lahan pertanian makin susah diolah dan ketahanan pangan pun terancam. Namun, alih-alih menunggu solusi dari luar, masyarakat Douroum—terutama anak mudanya—justru mengambil inisiatif, menjadikan desa mereka sebagai laboratorium hidup untuk ketangguhan menghadapi krisis iklim.
Dengan dukungan dari proyek INNOVACC (Inovasi untuk Adaptasi terhadap Perubahan Iklim), Douroum kini menjadi tempat uji coba bagi berbagai ide dan aksi yang dipimpin oleh masyarakat. Proyek ini menggunakan pendekatan climate-smart village (desa cerdas iklim) untuk memberikan alat dan pengetahuan praktis agar komunitas dapat beradaptasi dengan iklim yang terus berubah. Di Douroum—salah satu dari enam desa cerdas iklim di wilayah tersebut—pendekatan ini diwujudkan dalam bentuk agroforestri, pertanian ramah iklim, dan aksi-aksi yang dipimpin oleh pemuda, dengan tujuan menghidupkan kembali lahan yang telah rusak.
Salah satu upaya yang paling terlihat adalah pembibitan pohon tingkat desa di dekat sekolah menengah setempat. Ide yang sederhana namun memiliki manfaat yang besar: menumbuhkan bibit, memulihkan tanah, dan mendorong pengelolaan lahan yang lebih baik. Selain itu, tempat ini juga menjadi ruang belajar. Di sini, para siswa dan petani perempuan bekerja berdampingan, menanam bibit pohon dan mencoba berbagai teknik untuk membantu menjaga kelembapan tanah, mencegah erosi, dan meningkatkan produksi pangan.
Kegiatan di sekitar area pembibitan mencapai puncaknya selama Festival Pemuda Kamerun 2025, yang berlangsung dari tanggal 6-10 Februari dalam rangka menyambut Hari Pemuda Nasional pada tanggal 11 Februari. Selama seminggu, desa tersebut dipenuhi dengan lokakarya dan berbagai aktivitas yang mempertemukan pemuda dan masyarakat sekitar dengan satu tujuan bersama: membangun ketangguhan akar rumput.
Para siswa sedang belajar cara membuat kompos dan bola benih, didampingi oleh para peneliti dari IRAD. Foto oleh Willy Ndzana / CIFOR-ICRAF.
Belajar Sambil Praktik: Cara Siswa Membangun Pengetahuan Iklim
Berbagai aktivitas di sekolah menengah Douroum dirancang untuk meningkatkan kesadaran tentang perubahan iklim sekaligus membekali siswa dengan keterampilan nyata yang bisa langsung diterapkan. Topik yang dibahas mencakup pertanian agroekologis, energi terbarukan, dan pengelolaan sumber daya alam. Para siswa juga mengikuti sesi praktik langsung, belajar membuat kompos, membentuk bola benih (seedballs), dan memproduksi biopestisida—teknik sederhana dengan biaya yang murah ini membantu memulihkan kesehatan tanah, melindungi benih, dan mengendalikan hama tanpa harus bergantung pada bahan kimia yang mahal dan berbahaya.
Salah satu sorotan utama selama seminggu itu adalah *Match des Incollables*, sebuah kompetisi kuis edukatif antara tiga sekolah menengah (Douroum, Méri, dan Minguirlda) yang mengangkat tema agroekologi, sains iklim, dan energi terbarukan. Persaingan yang bersahabat ini membuat topik-topik kompleks menjadi lebih menarik, mudah dipahami, dan menyenangkan. Dalam tantangan lainnya, para siswa bersaing untuk menemukan cara paling hemat dalam melindungi pohon muda dari kekeringan dan gangguan hewan ternak.
Lebih dari sekadar pengetahuan teknis, rangkaian kegiatan ini memantik harapan dan rasa percaya diri. “Kami belajar teknik-teknik yang bisa kami terapkan di rumah, di ladang keluarga kami,” kata salah satu peserta. “Ini memberi kami harapan bahwa kami bisa menghadapi tantangan iklim dengan lebih baik.”
Peran krusial perempuan Douroum membentuk komunitas yang tanggung
Sementara para siswa sibuk beraktivitas di luar ruangan, para perempuan setempat mengikuti pelatihan mereka sendiri—mulai dari keamanan pangan, pelabelan produk, hingga teknik pengolahan dan pengawetan hasil panen seperti kacang tanah dan tanaman lainnya. Dipandu oleh para ahli dari Laboratorium Teknologi Pangan IRAD, sesi ini membekali anggota koperasi perempuan dengan keterampilan untuk mengawetkan dan memasarkan produk mereka dengan lebih baik, sekaligus membuka peluang ekonomi baru.
Para perempuan juga mengikuti lokakarya kuliner, di mana mereka belajar mengolah bahan-bahan lokal seperti kedelai menjadi teh herbal, sate, dan kue-kue kecil. Keterampilan tambahan ini tidak hanya mendukung gizi keluarga, tetapi juga membantu perempuan memperluas sumber penghasilan mereka dengan cara yang selaras dengan prinsip pertanian berkelanjutan. “Pelatihan ini memberi kami kemampuan untuk memberi makan keluarga dengan lebih baik dan berkontribusi pada perekonomian lokal,” ujar salah satu peserta
Colette, ilmuwan dari INNOVACC, bersama para perempuan dari koperasi. Foto oleh Laurianne Mefan / CIFOR-ICRAF.
Seorang perempuan lokal saat melakukan praktik kerja di laboratorium. Foto oleh Laurianne Mefan / CIFOR-ICRAF.
Keterlibatan Pemuda: Generasi Siap Bertindak
Mungkin keberhasilan terbesar dari rangkaian kegiatan selama seminggu ini adalah antusiasme luar biasa yang ditunjukkan para siswa di Douroum. Mereka terlibat penuh dalam setiap aktivitas, aktif bertanya, dan menyuarakan keinginan kuat untuk terus belajar serta melanjutkan inisiatif-inisiatif semacam ini. “Kami ingin belajar lebih banyak dan menjadi bagian dari solusi,” ujar salah satu siswa saat diskusi kelompok. Dorongan untuk berkontribusi ini sangat penting—terutama di wilayah seperti Ujung Utara Kamerun, di mana dampak perubahan iklim sudah nyata dan menghancurkan.
Dengan memberikan pelatihan dan meningkatkan kesadaran di kalangan anak muda, proyek INNOVACC sedang mempersiapkan generasi baru yang bukan hanya mampu menghadapi tantangan saat ini, tetapi juga memimpin upaya untuk mengatasinya. Inisiatif ini juga sejalan dengan prioritas nasional.
Dalam pidato Hari Pemuda 2025, Presiden Kamerun menekankan pentingnya melibatkan anak muda dalam aksi lingkungan. “Saya telah menginstruksikan pemerintah untuk melibatkan sebanyak mungkin pemuda dalam menjaga lingkungan dan memerangi perubahan iklim,” ujarnya.
Apa yang dilakukan di Douroum melalui proyek INNOVACC merupakan jawaban langsung terhadap seruan tersebut.
Dalam Festival Pemuda Kamerun tahun ini, masyarakat berkumpul untuk mendiskusikan seperti apa aksi iklim jika dipimpin dari akar rumput. Jauh dari gambaran sebagai korban pasif perubahan iklim, para pemuda Douroum justru sudah menjadi bagian dari solusi. Dengan rasa ingin tahu, semangat, dan tekad mereka, mereka sedang menanam benih revolusi agroekologis di salah satu wilayah paling rentan di negara ini.
Bagaimana jika anak muda adalah solusinya?
Di Douroum, mereka sudah membuktikannya.
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org